Akronim kata 'Pintar'

     Suatu hari saya mendapat giliran untuk menjadi pembina upacara bendera. Lama saya berpikir, "Apa ya yang akan saya jadikan materi dalam amanat pembina upacara kali ini?". Teman-teman lain sering mengawali amanatnya dengan memberikan apresiasi terhadap pelaksanaan upacara pagi itu, bahkan ada yang isi amanat tersebut hanya apresiasi terhadap pelaksanaan upacara saja.Tiba-tiba terlintas dalam pikiran saya bahwa materi amanat yang paling tepat adalah tentang sesuatu yang dapat menggugah hati dan pikiran siswa untuk mau mewujudkan diri sebagai siswa  pintar. Saya melihat, banyak siswa yang pada dirinya terpatri keinginan menjadi pintar, tetapi tanda-tanda yang mengarah pada kepintaran itu jauh sekali dari tindak-tanduk, sikap, dan ucapannya.
      Saya sangat senang dengan munculnya gagasan dalam pikiran saya bahwa saya sebaiknya memberikan amanat tentang 'Menjadi Pintar'.Saya pikir materi ini sangat tepat dalam rangka menghadapi ujian kenaikan kelas.Alhamdulillah ya Allah, Engkau telah menghidayahi aku dengan topik ini.Momennya tepat sekali karena giliran saya harus menjadi pembina upacara merupakan upacara terakhir dalam tahun ajaran itu.
      Saya segera mengambil Kamus Besar Bahasa Indonesia.Saya telusuri keberadaan kata pintar guna memastikan arti dari kata 'pintar' itu sendiri. Dalam kamus KBBI terbitan 2001 saya temukan arti kata 'pintar' itu pada halaman 877, kolom 1, baris ke 30.Kata  'pintar' tergolong kelas kata adjektiva yaitu kata yang menjelaskan nomina atau pronomina. Kata 'pintar'   memiliki tiga arti, 1.pandai; cakap, 2. cerdik;banyak akal, 3. mahir.
      Dalam pikiran saya muncul lagi gagasan untuk mengolah kata 'pintar' menjadi sebuah akronim.Berdasar pada tiga arti yang dimiliki oleh kata 'pintar' saya berpikir tentang  apa akronim yang paling tepat  untuk kata pintar tersebut. Hasilnya adalah sebagai berikut:
P=pandai memanfaatkan segala situasi dan kondisi secara legal untuk mencapai tujuan, baik tujuan jangka pendek maupun tujuan jangka panjang,
I=inisiatifnya banyak untuk mencapai tujuan, tidak satu jalan ke Roma, tidak ada rotan akarpun jadi, dan tidak ada jenjang kayu dikeping,hidup ber'akal mati beriman,
N=normatif, apapun yang dilakukan selalu bersifat normatif alias tidak pernah melanggar norma yang ada,baik norma adat,sosial,hukum,apalagi norma agama,
T=teliti, sangat kritis, cermat,efektif, dan efisien dalam segala hal,
A=aktivitasnya banyak, tidak hanya fokus pada satu kegiatan,
R=ramah,baik hati,menarik budi bahasanya,manis tutur kata dan sikapnya,suka bergaul dan menyenagkan.dalam pergaulan.
      Setelah selesai menuliskan akronim kata 'pintar' tersebut, saya coba menganalisisnya hanya dalam pikiran saya saja. Saya pikir akronim kata'pintar' sudah sangat tepat.Kepanjangannya sudah cukup tepat sebagai menunjukkan apakah seseorang sudah pintar atau belum. Saya bersimpulan bahwa apabila seorang siswa tidak memiliki kepanjangan dari kata 'pintar' seperti yang saya tuliskan di atas, siswa tersebut belum dapat dikatakan pintar.Dalam hati saya sudah sangat yakin bahwa akronim yang saya rancang tentang kata 'pintar' sudah benar dan tidak terbantahkan.Akronim ini akan sangat menarik karena belum ada sebelumnya orang lain mengemukakannya(sepengatahuan saya).
      Hari "H" untuk menjadi pembina upacara pun datang. Dengan berdoa kepada Allah "Rabbisyrahlii shadrii wayasirlii amrii wahlul 'uqdatamminlisaanii yafqahu qaulii", saya menyampaikan materi amanat saya tentang akronim kata pintar di depan siswa SMA Negeri 2 Sijunjung. Alhamdulillah, selesai upacara beberapa orang guru menyalami saya bahkan meminta penjelasan dari saya mengenai akronim kata 'pintar'  itu.Saya masih ingat, satu di antara guru yang sangat terkesan dengan akronim itu adalah Ibu Dra. Yarlis.Beliau berkata, "Bagus sekali akronim itu Bu Tati, dari mana Bu Tati ambil?Uniang mau mengulang menyampaikannya kepada anak-anak di kelas.". Saya tersenyum kepada ibu Yarlis yang akrab dipanggil dengan sebutan Uniang."Terima kasih Uniang.", balas saya kepada Ibu Yarlis kemudian saya menjawab pertanyaan dan memberi penjelasan kepada beliau. Dalam hati saya tidak berhenti mengucap syukur kepada Allah karena berkat hidayah dan rahmat Allahlah saya dapat berbuat demikian.
     
     

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makna Metafisis Puisi Cermin Karya Sapardi Joko Damono, dari Web Mahasiswa UNAIR

SOAL PRA-UN