Sastra Lama
Karya sastra lama adalah karya sastra yang lahir dalam
masyarakat lama, yaitu suatu masyarakat yang masih memegang adat istiadat yang
berlaku di daerahnya. Karya sastra lama biasanya bersifat moral, pendidikan,
nasihat, adat istiadat, serta ajaran-ajaran agama. Sastra lama Indonesia memiliki ciri-ciri:
1.
terikat
oleh kebiasaan dan adat masyarakat
2. bersifat
istana sentris
3. bentuknya
baku
4.
biasanya
nama pengarangnya tidak disertakan (anonim)
Pantun
Pantun
adalah puisi lama yang terdiri dari empat baris dalam satu bait. Baris pertama
dan kedua adalah sampiran, sedangkan baris ketiga dan keempat adalah isi.
Pantun memiliki rima a-b-a-b. artinya rima pada baris pertama sama dengan baris
ketiga sedangkan rima baris kedua sama dengan bari keempat.
Gurindam
Gurindam
adalah sajak dua seuntai, artinya adalah tiap bait terdiri dari dua baris. Kalimat pada baris pertama berhubungan dengan isi
sedangkan pada baris kedua berhubungan dengan makna. Gurindam yang terkenal adalah Gurindam Dua Belas karya
Raja Ali Haji.
Syair
Syair
merupakan puisi lama yang terdiri dari empat baris dalam satu bait. Syair hampir sama dengan pantun, kecuali dalam rima.
Rima syair adalah a-a-a-a. Syair juga tidak memiliki sampiran. Semua bagian
syair adalah isi.
Hikayat
Hikayat
berasal dari India dan arab. berisi tentang cerita kesaktian para dewa, peri,
dan raja-raja.
Dongeng
Dongeng
adalah bentuk sastra lama yang bercerita tentang suatu kejadian yang luar biasa
dengan penuh khayalan. Ceritanya
tidak masuk akal, oleh karena itu fungsinya hanya untuk menghibur saja.
Tambo
Tambo
adalah cerita sejarah. Ceritanya diambil dari peristiwa-peristiwa yang sudah
terjadi dan isinya bisa dibuktikan dengan fakta.
Rima
adalah pengulangan bunyi pada puisi sehingga membentuk musikalitas.
Bait merupakan jumlah baris yang terdapat di dalam puisi
Pengertian Pantun
Pantun adalah salah satu bentuk
puisi lama yang terdiri dari 4 larik sebait, berirama silang (a-b-a-b) larik 1 dan 2 disebut sampiran yaitu bagian objektif
yang biasanya berupa lukisan alam, sedang larik 3 dan 4 disebut isi yaitu
bagian subjektif. Setiap larik terdiri dari 4 perkataan. Jumlah suku kata
setiap larik antara 8-12.
Pembagian pantun:
1. Pantun anak
- Pantun bersuka ria/jenaka
Elok
rupa kumbang jati
Dibawa
itik pulang petang
Tidak
terkira senangnya hati
Melihat
ibu sudah pulang
-
Pantun berduka cita
Ke balai membawa labu
Asam pauh dari seberang
Awan berarak ditangisi
Badan jauh di rantau orang
-
Pantun teka-teki
Burung
nuri burung dara
Taman
pesisir taman kayangan
Cobalah
cari wahai saudara
Makin
diisi makin ringan
2.
Pantun muda
- Pantun perkenalan
Sekuntum
bunga dalam padi
Ambil
batang cabut uratnya
Tuan
sepantun langit tinggi
Bolehkah
berlindung di bawahnya?
-
Pantun berkasih-kasihan
Banyak
sudah buah semangka
Dibawa
anak dalam sampan
Banyak
sudah anak perjaka
Hanya
kakak yang paling tampan
- Pantun perceraian
Pucuk
pauh selera pauh
Pandan
di rimba diladangkan
Adik
jauh kakanda jauh
Kalau
rindu sama renugkan
- Pantun beriba hati
Rusa
terdampar dalam lembah
Ekornya
hitam kena bara
Adinda
tinggal tengah rumah
Tidur
bertilam air mata
3. Pantun tua
- Pantun nasihat
Dari
solok ke sukarami
Singgah
dahulu ke koto baru
Siswa
yang rajin dan baik hati
Pasti
disayang oleh guru
- Pantun agama
Kemumu di dalam semak
Jatuh melayang selaranya
Meski ilmu setinggi tegak
Tidak sembahyang apa gunanya
- Pantun Adat
Lapun
melapun ke Inderagiri
Singgah
sebentar ke Batipuh
Ampun
hamba tegak berdiri
Ujudnya
duduk dengan bersimpuh
Menurut bentuknya
pantun terbagi:
1. Pantun kilat
(karmina), 2 larik setiap bait
2. Pantun, 4 larik
setiap bait
3. Talibun, 6, 8,
9, 10 – 20 larik setiap bait
Syair
timbul setelah Islam dan kesusasteraannya tersebar di Indonesia. Syair berasal
dari bahasa Arab Syu'ur yang berarti
perasaan.
Ciri-ciri syair dalam kesusateraan Indonesia
1.
Tiap
bait terdiri atas 4 larik dan semua lariknya adalah isi
2.
Jumlah suku kata setiap larik 8 – 12 pada umunya 10 suku
kata
3.
Berirama a-a-a-a, sempurna atau tidak sempurna
4.
Keempat
larik kelimatnya mempunyai perhubungan inti
5. Isi syair berupa nasihat, dongeng atau cerita
Syair tertua dalam bahasa melayu terdapat pada sebuah
batu nisan tua di Minye Tujoh (Aceh). Penyair yang terkenal adalah Hamzah
Fansuri, karangannya bernama syair perahu.
Contoh syair:
Tunduk menangis segala putri
Masing-masing berkata sama
sendiri
Jahatnya perangai permaisuri
Lakunya seperti jin dan peri
Rima akhir syair di atas adalah a-a-a-a
Perbedaan syair dan pantun
Persamaan:
1.
Baik
pantun maupun syair kedua-duanya puisi lama
2.
Masing-masing
terdiri atas 4 larik sebait dan setiap larik tediri atas 4 perkataan.
Perbedaan:
1.
Rima
syair aaaa, rima pantun ab-ab.
2.
Dalam
syair tidak ada sampiran dan isi, keempat larik syair berhubungan secara
langsung. Sedangkan pantun terdiri atas sampiran dan isi.
3.
Sebait
syair hanyalah sebagian dari lukisan / cerita yang panjang, sedangkan sebait
pantun cukup menyimpulkan isi atau sebuah perasaan
Daftar Bacaan
·
Buku PR Bahasa Indonesia X Semester 1, Intan Pariwara
·
Buku PG Bahasa Indonesia X Semester 1, Intan Pariwara
·
Ramadansyah. 2010. Paham
dan Terampil Berbahasa dan Bersastra Indonesia. Padang: Dian Aksara Press.
·
Suryanto,Alex dan Agus Haryanto. 2007. Panduan Belajar Bahasa dan Sastra Indonesia
untuk SMA kelas X. Jakarta: Esis
Komentar
Posting Komentar